Rahasia Ujian Nasional
Oleh : Inggrid Dwi Lestari
Sebentar lagi
siswa-siswi kelas XII akan menghadapi pertempuran akhir sekolah. Pertempuran
yang dapat merusak jiwa dan dapat merusak generasi bangsa. Bagi mereka ini
adalah suatu musibah sekaligus suatu tantangan besar untuk menentukan nasib
kedepannya. Bisa atau tidak bisa mereka harus menghadapi pertempuran ini. Siswa-siswi
hanya berharap rahasia umum dari Ujian Nasional bocor. Mungkinkah itu terjadi?
Sudah
menjadi rahasia umum bahwa kelulusan 100 persen menjadi target dan pengukur
keberhasilan kinerja dinas pendidikan kabupaten/kota. Beberapa pengamat
pendidikan mencatat upaya mencapai harapan itu di beberapa daerah dilakukan
melalui proses yang tidak mendidik. Kejujuran pelaksanaan di sebagian daerah kenyataannya
tidak dijunjung tinggi. Sebagian pendidik dan orang tua di beberapa daerah yang
menyesalkannya. Pendidikan, yang mengikuti pengajaran guru, selama hampir tiga
tahun dengan penerapan kedisiplinan, ketekunan, dan kejujuran, tiba-tiba
menjadi tidak berarti di akhir masa pendidikan dan pengajaran.
Sekolah tidak lagi dianggap sebagai
lembaga yang dapat dipercaya untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan, proses
pendidikan yang ditempuh oleh siswa seolah-olah diabaikan
oleh pemerintah,
perkembangan peserta didik selama bertahun-tahun, secara tiba-tiba
disamakan persepsinya hanya dalam waktu beberapa hari, dengan menggunakan soal
yang dibuat oleh beberapa orang saja. Pada akhirnya segala cara dilakukan
untuk bisa lulus dalam UN, terkadang karena alasan ini pula dibenarkan
cara-cara belaku curang, sebuah pembenaran, semangat yang sangat jauh sekali
dari tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Jawaban
yang beredar sebelum UN sudah menjadi rahasia umum, banyak media nasional yang
mengabarkan mengenai kecurangan-kecurangan ini, lengkap dengan teknik-teknik
yang digunakan nya, kecurangan ini bahkan di dukung oleh para pejabat di
daerahnya masing-masing, mungkin karena faktor gengsi dari para pengambil
kebijakan di daerah, adalah akan sangat memalukan apabila daerah nya memiliki
banyak siswa yang tidak lulus UN, kecurangan dan contek mencotek
seolah-olah menjadi mata rantai pembenaran kesalahan demi sebuah kebijakan yang
sebenarnya terlalu di paksakan.
Saat ini Ujian Nasional 20 paket masih dalam proses pematangan.
penggunaan 20 paket soal itu bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan
kredibilitas hasil UN. Dengan bertambah banyaknya jenis soal dalam UN, potensi
tindak kecurangan akan semakin sempit. Pasalnya, masing-masing siswa akan
mengerjakan soal berbeda karena umumnya setiap ruang ujian diisi oleh 20
peserta ujian. Kemungkinan hanya beberapa persen saja kunci jawaban Ujian
Nasional bocor.
Dilema Ujian Nasional memang telah
menimbulkan pro dan kontra. Disatu sisi semakin meningkatkan semangat para
siswa untuk belajar, tapi di sisi lain semakin menghalalkan kecurangan. Semua
pihak memiliki argumen masing-masing yang cukup bisa diterima. Pihak yang pro
beralasan dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional, sedangkan pihak yang
kontra beralasan dengan rasionalisasi pengabaian proses 3 tahun lewat ujian
yang hanya beberapa hari. Demo pun terjadi dimana-mana.
Klimaksnya, akibat dari Ujian Nasional banyak siswa-siswi
mengalami stress bahkan ada siswa yang bertindak nekat melakukan bunuh diri
karena tidak berhasil lulus dalam Ujian Nasional. Lucunya, ada siswa yang sudah
diterima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia tidak lulus
dalam salah satu mata pelajaran Ujian Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar